Fransiskus Xaverius Asten, Pegawai Negeri yang Menghilang di Senja Hari dan Doa yang Tak Pernah Padam
ATAMBUA – BUSERKOTA.COM
Senja di Tulamalae sore itu tampak biasa. Langit oranye, angin berhembus lembut dari arah utara Atambua. Namun, di antara rutinitas yang tampak damai itu, seorang pria paruh baya melangkah pergi dengan jaket biru dan celana pendek jeans. Ia bernama Fransiskus Xaverius Asten—pegawai negeri sipil, seorang ayah, dan warga yang dikenal santun di lingkungannya. Sejak 7 November 2025 pukul 18.55 Wita, kepergiannya menyisakan tanya panjang tanpa jawaban.
Kini, nama Fransiskus resmi tercatat dalam laporan kepolisian Polres Belu – Polda Nusa Tenggara Timur, dengan nomor LP/B/17/XI/2025/SPKT/POLRES BELU/POLDA NTT, sebagai orang hilang. Ia lahir di Kotawan, 3 Desember 1966. Bertugas di lingkungan pemerintahan daerah, berpendidikan S1, dan berasal dari suku Tetun—cermin warga perbatasan yang sederhana, disiplin, dan setia pada pekerjaan.
Laporan menyebutkan ciri-ciri fisiknya: tinggi antara 168–170 cm, rambut bergelombang, mata cokelat bulat, kulit sawo matang, dan jari kelingking kanan yang bengkok—tanda yang mungkin tampak sepele, namun kini menjadi satu-satunya penanda untuk mengenalinya di tengah pencarian.
Di rumahnya, Maximilianus Mario Taek, keluarga yang melapor ke polisi, hanya bisa berharap kabar baik.
“Kami tidak ingin menduga apa pun. Kami hanya berharap beliau pulang, sehat dan selamat. Setiap kali angin sore datang, rasanya seperti beliau lewat di depan rumah,” ujarnya perlahan, menatap ke arah jalan tanah yang kini terasa lebih sepi.
Bagi masyarakat Atambua Barat, kepergian Fransiskus bukan sekadar kabar kehilangan; ini seperti kehilangan denyut keakraban dari sosok yang selalu menyapa ramah setiap pagi. Ia dikenal religius, aktif di lingkungan gereja, dan sering terlihat mengenakan sarung motif adat dalam acara keluarga—sebuah simbol kecintaan pada budaya yang kini terbingkai dalam foto laporan polisi.
Hingga kini, pencarian terus dilakukan. Polres Belu mengimbau siapa pun yang melihat atau mengetahui keberadaan Fransiskus Xaverius Asten agar segera menghubungi pihak keluarga di nomor 0812 4631 1221 (An. Max) atau Call Center Polres Belu 110.
Dalam dunia hukum, laporan kehilangan bukan sekadar administrasi. Ia adalah bentuk pengakuan bahwa seseorang pernah hadir, memiliki jejak, dan kini sedang ditunggu untuk kembali.
Malam-malam di Tulamalae kini diisi doa dan lilin kecil yang menyala di altar rumah keluarga Asten. Di balik cahaya lembut itu, tersimpan harapan yang tak padam: bahwa langkah Fransiskus akan menemukan jalan pulang—ke rumah, ke keluarga, dan ke kehidupan yang sempat ia tinggalkan di senja yang sunyi itu.
“Hukum bisa menelusuri jejak, tapi doa yang menuntun jiwa,” ucap seorang rekan sejawatnya lirih, mengiringi berita kehilangan yang kini menyentuh nurani banyak orang.














